gurami lele ngawi madiun magetan sragen

pembenih gurami dan lele desa pehnongko, Kec Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur 081230318203

Senin, 22 Juli 2013

indukan gurame kami..siap dipijahkan....
kematangan gonad adalah kunci kesuksesan pemijahan

larva yang siap ditebar di kolam penebaran dan pendederan

telor-telor dipelihara dalam bak/ember penetasan

menjaga kualitas air untuk gurami


memelihara ikan berarti juga memahami sifat lingkungannya. habitat utama ikan adalah air. sedang kebutuhan kondisi lingkungan air masing-masing ikan berbeda. memelihara ikan tanpa memahami sifat air dan kebutuhan ikan akan kondisi tertentu air sudah dapat dipastikan tinggal menunggu waktu untuk bangkrut..

pada pengamatan mata, berbeda dengan ikan lele kondisi air yang baik untuk gurami yg baik adalah pada kondisi antara jernih dan agak semu  kemerah-merahan...terlalu jernih menunjukkan air sangat basa dan terlalu merah bahkan sangat cenderung coklat menunjukkan keasaman yang tinggi.
kebasaan air disebabkan karena kadar biotik yang rendah sehingga tidak banyak mahluk biologis yang ada di air itu sehingga untuk didiami ikan gurami terutama benih umur 1-3 bulan masih sangat rawan...cara termudah untuk membuat kebasaan air terlalu rendah adalah dengan pengendapan minimal 3 hari..makin lama pengendapan akan makin bagus...tunggulah air yang kita isi ke kolam hingga terlihat segar yakni tidak terlalu cerah dan air berwarna semu sedikit kemerahan.
keasaman air tinggi adalah kondisi dimana air terlalu asam dan jenuh..hal ini disebabkan karena air sudah terkotaminasi kadar polutan yang sangat tinggi  atau kadar garam yang sangat tinggi pula. air seperti ini rendah oksigen dan sangat ideal untuk tumbuhnya bakteri patogen yg bisa menyerang ikan.

untuk wilayah ngawi dan sekitarnya..kondisi sinar matahari sangat melimpah...fluktuasi cuaca berkisar antaran 22- 32 derajat celcius..namun kondisi umum sangat konstan suhu berkisar antara 27-31 derajat celcius. sangat terik...sehingga jangan mengikuti pola budidaya gurami masyarakat jawa barat yang selalu menganjurkan pencahayaan kolam ikan secara penuh agar ikan cepat besar...pola seperti jika diterapkan di wilayah ngawi maka akan berakibat buruk jika kita tidak mampu mrngatur kestabilan air...cahaya matahari di jawa barat berbeda dengan kondisi di Ngawi dan sekitarnya...dan juga sebagian besar kolam gurami di ngawi bukan air mengalir seperti di jawa barat....air irigasi atau sungai cenderung tersedot untuk kebutuhan sawah...jarang kolam ikan bisa memanfaatkan air sungai...

menguasai teknik-teknik sederhanan menjaga mutu air adalah kunci utama keberhasilan budi daya gurami kolam air tenang...aspek manajemen air meliputi;
1. pengaturan pencahayaan dengan memperhatikan tata letak kolam atau rekayasa penyinaran dengan  memberi penghalang langsung matahari masuk  ke kolam
2. menjaga padat tebar ikan...banyak petani gurami mengalami gagal panen justru saat gurami hampir mencapai masa panen....rahasianya adalah mutu habitata ikan yang sudah hancur...kadar amoniak makin tinggi akibat konsumsi pakan ikan yang makin besar,,proses degradasi kualitas air berlangsung cepat..oksign menurun dan perkembangan alga yg sulit dikontrol...kondisi terakhr ruang gerak ikan makin sempit...ikan mudah bertabrakan atau bergesekan...ditambah matahari yang makin panas atau juga bisa karena fluktuasi cuaca saat musim hujan....akibatnya..buuuuuummmm....ikan setres dan mudah terserang bakteri ataupun jamur........

masih banyak lagi sebenarnya pengetahuan tentang air dan habitat ikan,,,silahkan dipelajari lebih lanjut agar makin handal

wasslama


Ngawi 22 Juli 2013

Senin, 15 Juli 2013

catatan pertama : ternyata memang harus mencintai gurami untuk sukses budidaya

perkenalkan nama saya apri sulistyo asal desa pehnongko kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi Jawa Timur. ini adalah tahun ke empat saya membunuh rasa penasaran untuk bisa membenihkan ikan gurami di tempat kelahiran saya di Kabupaten Ngawi. belum banayak bahkan sedikit sekali orang yang bisa di bidang ini wilayah kami..kondisi geografis dan budaya perikanan yang masih rendah, membuat kita harus full inovasi dan eksperimentasi dalam memulai usaha ini.

berbekal informasi yang saya kumpul-kumpulkan dari bebrbagai sumber, dan juga mimpi meraup laba besar dari ikan ini,  (akibat propaganda dari kawan2 yg tak tau soal ikan), pada 2009 saya memberanikan diri membuat kolam dari semen..dengan desain yg tak diperhitungkan untuk kebutuhan ikan dan membeli induk gurami tanpa pengetahuan yg memadai alias membeli calon indukan dengan serampangan...akhirnya, mimpi yg ada dikepala menemui kenyataan pahit...buntu sudah...belasan juta modal di tahun pertama saya tampak hanya akan sia-sia.....padal uang itu saya dapat ketika saya bekerja di Jakarta selama beberapa tahun...

karena merasa hampir putus asa, akibat induk tak kunjung berhasil bertelur....bahkan banyak  indukan dan calon indukan yang saya beli mati..setelah delapan bulan  saya bergulat dengan rasa stres dan frustasi dan tabungan yang makin menipis serta tekanan dari sekitar saya...akhirnya  saya menyerah...saya memutuskan kembali ke jakarta  pada hari ke 10 setelah lebaran tahun 2009..meski begitu, saya masih menyimpan dendam untuk bisa memijahkan ikan gurami dengan sistim baterai (alasan kurang lahan) di hati saya. sisa ikan saya titipkan pada ibu dan paman saya untuk tetap di beri makan secara layak..karena paman dan ibu juga tak begitu paham ikan, masih banyak juga ikan yang mati sejak saya tinggal ke jakarta bekerja pada salah satu Lembaga Internasional berkedudukan di Inggris.......

tahun 2010, sisa indukan yang masih ada berusaha dipijahkan oleh paman saya dengan ilmu yang tak memadai, hasilnya tetap saja..setiap saya memantau lewat telpon, selalu kabar buruk yang saya dapat..entah indukan mati, telur ngampar di luar sarang...kolam retak, mesin sanyo mati dll....

tahun 2011, hasilnya masih sama dengan sebelumnya, namun kali ini, informasi yang saya dapat soal gurami makin bertambah...hampir seluruh blog dan website saya kunjungi...namun masih saja...tak ada tanda-tanda akan berhasil memijahkan gurami...setiap kali saya pulang dari Jakarta..saya selalu mengunjungi para peternak gurami di Ngawi untuk mendapatkan informasi baru soal ikan ini.....

Tahun 2012,  sembilan bulan  sebelum saya menikah..saya mendatangkan indukan dari purwokerto semjulah 30 ekor dengan 25 betina dan 5 jantan...hasilnya sungguh di luar dugaan...selain induk berkelahi hingga mati...ternyata perubahan pola habitat ikan banyak berpengaruh pada prilaku si ikan...hanya 13 ekor yg masih selamat dari 30 indukan yg saya beli......tak sampai di situ saya kemudian memtuskan untuk membeli telur dari purwokerto..namun apa yg terjadi...begitu hari keempat 30 ribu telur mati semua.....karena masih penasaran,,,saya memutuskan mencoba membeli 15 ribu telur lagi...dan hasilnya sama...ludess...berapa juta tabungan saya lenyap sudah...si pedagang  telur gurami dan indukan yang datang langsung dari purwokerto ke rumah sampai geleng2 kepala meliat kondisi ini....namun  sisi baiknya, dia tetap menyemangati aku untuk tidak menyerah..sampai disini pengetahuan saya soal gurami dari kegagalan sy alami makin bertambah...paman saya karena sudah tak enak hati akhirnya menyerah dan menyatakn tak mau lagi ngurusi ikan saya...saya sungguh pusing...sementara saya di jakarta,siapa yg akan merwat ikan saya...

Tahun 2012 akhir, akhirnya kakak ipar saya bersedia yang menggantikan posisi paman saya...saya harus mulai ngajari dari awal lagi..bahkan dengan membayar seorang yg katanya bisa membenihkan ikan gurami untuk mengajari kakak ipar saya ...namun hasilnya tetap saja...rugi dan frustasi...

pada tahun 2013...akhirnya ada hal baik yg saya dapatkan...saya secara kebetulan pindah kerja ke cepu di terima  pada perusahaan berkantor pusat di bali dan sedang kerja sama dengan exxon mobile...selain saya makin dekat dengan istri...kesempatan ini saya gunakan untuk menjajal kembali semua informasi tentang ikan gurami..dan 60 indukan sisa ikan yg saya miliki (dari 200 lebih induk dan calon induk sebelumnya) saya pijahkan...lagi pula induk saya sekarang sudah makin matang..dan berumur 5 tahunan..bulan pertama dari beberapa pemijahan menemui kegagalan...induk tidak memijah dan telur ngampar di luar sarang adalah kasus yg sering terjadi...namun tingkat kematian sudah tidak ada lagi karena perlakuan terhadap ikan makin baik...

akhirnya memasuki  bulan ketiga ini...satu persatu sudah menampakkan hasil meski belum maksimal...namun ikan sudah mulai normal bertelur meski kadang jumlahnya sedikit kadang banyak...alhamdulillah..perjalanan ini masih panjang...meski sekarng sudah makin ringan...belajar dan belajar adalah kunci dari budidaya gurami..terus belajar dan menggali informasi tanpa henti membuat kita semakin ahli...saat kita berhenti belajar maka saat itu juga kehebatan kita berhenti...empat hari lalu indukan bertelur sekitar 3000 an..dan di kolam benih satunya sudah ada ikan ukuran jempol dari telur yang diangkat bulan lalu...

memang benar...jika di kepala kita masih hanya berputar soal hasil dan uang yang akan terima dari keuntungan budidaya gurami...tanpa rasa lapar akan belajar..maka saya pastikan kita hanya akan bertahan dua atau tiga tahun saja di bisnis ini...tak ada usaha keras yang tak berhasil..kata almarhum bapak saya dulu...heheh

wassalam,

Ngawi 15 Mei 2013