gurami lele ngawi madiun magetan sragen

pembenih gurami dan lele desa pehnongko, Kec Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur 081230318203

Minggu, 15 Maret 2015

Bibit Lele Ngawi : usaha lele tidak menguntungkan, benarkah?????....

Banyak pameo beredar  di masyarakat jika membudidayakan lele tidak untung dan sering kalah pakan....jika malah apes kadang kena penyakit....benarkah?...

Mari kita lihat sejenak...siapakah orang yang berkata seperti itu...jika itu adalah orang yg bukan petani lele dan denger dari orang saja....maka mari kita kesemapingkan...tapi jika yg berkata itu adalah petani lele kecil dan baru beberapa kali miara lele dengan beberapa kolam saja...dan sekarang kembang kempis....maka patut dipertimbangkan ucapannya...namun perlu di kaji lebih jauh...lalu siapakah sumber yang perlu kita percayai...datngalah ke tempat petani pembesaran ikan lele dengan kapasitas panen minimal 2 ton perbulan....berbudidaya lele tak kurang dari setahun sejak dia memulai...datangi dan mintalah masukan saran dan pengalamannya...itu baru sumber terpercaya.....

istilah miara lele banyak ruginya ada benarnya jika dilihat dari satu sudut saja...jika dilihat dari banyak sudut pandang jelas kalimat itu tidak valid,,,karena dari kesimpulan prematur  orang yg baru beberapa kali tanam lele...rata-rata mereka adalah petani yang meilihat lele sebagai bisnis yang seharusnya mudah...untungnya menggiurkan....tidak repot...dan modal juga seadanya tanpa dipersiapkan dengan matang....mereka tidak memiliki daya tahan..antusiasme dan rasa lapar belajar yang tinggi...dan parahnya mereka bukanlah seorang enterpreneur agro bisnis perikanan sejati...alias petani karbitan yang mau enaknya saja...modal kolam terpal seadanya atau gali tanah seadanya...kasih air beli pakan...tanpa capek...dan berharap untung besar.....wassalam...

Budiaya lele adalah usaha yang serius....melibatkan modal besar hingga puluhan juta....dan perlu dikelola dengan sangat profesional....jika mau dibandingkan, budidaya lele sama tanam padi modalnya jauh lebih besar lele...dan potensinya juga jauh lebih besar...kenapa berbudidaya lele tidak seserius menanam padi?.....atau katakanlah usaha agro lain misal usaha peternakan ayam broiler ataupun petelur yang melibatkan mata rantai profesional dari mulai pakan...penyediaan bibit terbaik...dokter pemeriksa kesehatan ayam lulusan universitas bergensi...pengawas daerah...petani ayam yg dibekali wawasan dan pendampingan plasma yg luar biasa...fasilitas kandang dan pernak pernik mahal dll..(kenapa lele hanya diawali dengan kolam dan pakan serta sumber air ala kadarnya?, lebih parah dikasih makan sisa kotoran dan air dari bekas kamar mandi...what????).

bandingkan dengan usaha lele yang cuma seadanya...padal biaya untuk beberapa kolam kecil saja sampai produksi ternyata menyedot uang belanja dapur yang besar juga.....

bisnis lele sama dengan bisnis lainnya...punya resiko dan potensi...punya renik renik detail yang musti terus menerus dipelajari dengan kesungguhan...jika usaha lele hanya sampingan dan berharap dapat tambahan pemasukan ala kadarnya...maka bisa dipastikan...usaha anda hanya akan tunggu waktu gulung terpal....dan modal yg keluar tidak akan kembali....

lalu apa saja yang harus dipersipakan dalam usaha lele...yang pertama adalah ilmu dasar....kedua pengadaan fasilitas yang tidak sekedarnya saja...kolam dengan luas ideal...sumber air yang bisa menjamin pengairan kolam kalo perlu bangun sumur diesel...pakan ikan berkualitas dan benih yang bagus.....serta kesanggupan meng update skill berbudidaya terus menerus tanpa lelah tanpa patah asa saat berbagai kegagalan demi kegagalan menghampiri...dan yang tak kalah penting lagi...anda harus membuat aturan manajemen keuangan yang bagus agar usaha anda tidak terganggu karena masalah finansial.....jika perlu buatlah SOP untuk teknik budidaya di kolam sendiri..dan juga SOP tentang cash flow sederhana untuk mengatur keuangan produksi lele......jangan sepelekan hal ini karena tanpa terasa usaha ini setiap bulan memutar uang puluhan juta...dan kita jadi salah satu objek perputaran uang itu.....soal bentuk SOP silahkan berkarya sendiri...karena tidak ada yang baku dalam bisnis lele ini...kita yang paling tau kondisi kita dan kolam kita....

akhirnya...jika anda berniat masuk dalam bisnis lele ini....anda harus siap lahir batin...mental skill dan antusiasme anda harus tetap tinggi jika ingin sukses.....anda harus siap belajar tanpa henti tentang makhluk Tuhan ini...meski angka produksi tanpa kegagalan anda sudah nol sekalipun...kematian dan penyakit sudah nol sekalipun....anda harus tetap belajar untuk meningkatkan hasil produksi.....

Jayalah perikanan negeriku

Ngawi 16 Maret 2015




Kamis, 12 Maret 2015

SELAMAT DATANG DI FARM KAMI INDUKAN LELE SANGKURIANG II DARI BBPAT SUKABUMI


Menjemput kawan baru dari Bandara.

setelah menerabas angkasa bersama Garuda  untuk bergabung dengan farm kami

Selasa, 11 Maret 2014

Gurami: Kolam yang Baik Kaya Oksigen

Seringkali kita mendengar...gurami tidak butuh banyak oksigen karena punya labirin kayak ikan lele...
hmmmm...informasi itu ada benarnya tapi tidak sepenuhnya benar.....dari hasil pengalaman pribadi saya...akhirnya saya berkesimpulan...makin melimpah oksigen makin bagus kolam..makin kecil risiko kegagalan....

Gurame memang punya labirin yang bisa digunakan untuk bernafas dalam air yang dia ambil dr udara....tapi harus juga disadari..habitat utama gurami adalah air...air yang subur selalu ditandai dengan oksigen yang melimpah...kadar oksigen yang tinggi akan membuat ikan nyaman di kolam...hasil eksresi amoniak (sok ilmiah dikit)  tidak berbahaya manakala kadar oksigen dan PH air tidak menurun drastis..

menurut artikel yang saya baca dari penelitian anak2 IPB..perbandingan volume air, oksigen dan jumlah kepadatan ikan  dalam kolam mempengaruhi laju pertumbuhan ikan dan daya tahan ikan dari serangan penyakit. maksudnya begini...untuk meningkatkan laju pertumbuhannya,  ikan membutuhkan oksigen yang cukup...kadar oksigen rendah membuat ikan lambat perkembangan karena protein yang seharusnya untuk perkembangan dikonversi menjadi energi untuk bertahan dari stress lingkungan. akibatnya ikan melambat pertumbuhannya...

DO (disolved oxygen) atau bahasa sederhananya oksigen, sangat dibutuhkan ikan untuk nyaman dalam air dan juga oksigen tinggi akan mampu mentralisasi amoniak menjadi nitrat (baik) dan memperlambat menjadi nitrit dan karbon yang bisa menurunkan kualitas kolam (NH3/ alias buruk untuk kolam)....silahkan mumeet ya dengan penjelasan njlimet ini...hehehe

kolam dengan DO tinggi...akan membantu ikan mempermudah mengkonversi pakan menjadi daging dan juga memperpendek masa panen..ikan cepat besar..belum lagi kalo kita punya kemampuan fermentasi pelet dengan probiotik agar jadi serat sederhana bagi pencernaan ikan...hasilnya tentu makin yahuuudd....

rasio padat tebar tinggi MUNGKIN baik untuk skala peningkatan produksi saat panen...tapi itu BELUM TENTU hasil akhirnya berbanding lurus dengan keuntungan saat panen...sebagai contoh : kolam dengan padat tebar katakanlah 5-8 ekor permeter persegi dengan luas kolam 150 meter hasil akhirnya belum tentu kalah dalam hal bobot dengan jika kita tebar 10-15 + meter persegi. belum lagi risiko gagal pada padat tebar tinggi. waktu panen lebih lama dibanding dengan kolam dengan padat tebar proporsi rendah...silahkan buktikan sendiri...hehehehe....

makin tinggi padat tebar...makin kecil rasio perbandingan jumlah volume air dengan ikan...oksigen yang berhasil diikat oleh air dari udara dan juga bantuan dari fotosintesis plankton yang menghasilkan oksigen juga sedikit alias tidak mencukupi...makin sering ikan rebutan oksigen karena suplay oksigen rendah...belum lagi amoniak hasil pembakaran metabolisme ikan bercampur di air yang penuh riuh berjubel ikan....BUUUUUMMM....kolam mudah hancur, PH ngedrop, oksigen minggattt...virus, bakteri jamur paling suka hidup dilingkungan air kolam yang rusak kayak gini...petani gigit jari......padahal biasanya hal seperti ini sering terjadi justru saat mendekati masa panen karena ikan makin besar..kotoran sisa pakan makin banyak...kotoran dari ikan alias Tai ikan makin banyak pula.......

belum lagi kalo hujan dengan debit air tinggi  terus mengguyur kolam....kolam yang seperti di atas mudah sekali anjlok drastik PH dan oksigennya....nah...kadang petani bilang ikannya setress dan terserang penyakit....padahal sejatinya manajemen kolamnya tidak dikelola dengan lebih bijaksana..tanpa mempertimbangkan agar ikan nyaman dan tentram hidup di kolam...terang aja...ikannya demooo...nggak mau dipanen...ikan pada bunuh diri...hehehehehe

bagi saya, mending nambah modal kolam dengan memperluas dan memperdalam kolam agar volume air dan kandungan oksigen melimpah atau jika lahan mentok beli blower 180 watt harga 900 ribu dengan risiko gagal lebih kecil daripada menambah padat tebar dengan menggantungkan nasib pada untung2 an dan ketidakpastian. makin tinggi padat tebar makin kecil FCR atau rasio koversi pakan jadi daging..jadi, pada padat tebar tinggi diatas 10 ekor per meter persegi untuk membuat ikan menjadi berbobot 5 ons pelet yang dikasih ke ikan lebih banyak dibanding dengan ikan pada padat tebar 8 ekor ke bawah..

kuncinya adalah merawat air agar kaya oksigen...jika padat tebar memang maksa tinggi, silahkan gunakan oksigenasi dengan bantuan blower cara ini sudah diaplikasikan oleh beberapa petani gurami dan hasilnya bagus....rawatlah air kolam, maka air akan merawat ikan anda...selamat bereksplorasiii...


ngawi 12 maret 2014


Senin, 24 Februari 2014

Gurami : Mewaspadai PH Air Hujan

sebagai org yg bergelut di bidang perikanan gurami, suatu ketika saat musim penghujan,  kita pasti pernah mendapati  ikan  yang sebelumnya baik-baik saja...mendadak mati bergelimpangan satu persatu...ada apakah gerangan? 

Ada temen bilang jika hujan kadang membawa bakteri dan penyakit...ada juga yang bilang karena matahari jarang keluar ..suhu menjadi dingin dan membawa penyakit dll....belum lagi kalo browsing internet..kadang malah bikin overload  informasi karena datanya berbenturan satu sama lain.

Dari semua saran dan data yang masuk...saya rasanya kok belum puas dengan keterangan itu...
usut punya usut...akhirnya saya berkesimpulan (boleh tidak percaya) jika ternyata pembentukan awan pada setiap musim hujan berbeda beda. hasilnya PH yang dihasilkan pun ternyata berbeda. (ini hanya asumsi saya loh...heheh)

jika kita perhatikan, hujan yang terus menerus-menerus bahkan sampai matahari jarang bisa keluar sarang..atau kadang hingga mingguan intensitas dan jangka waktunya.... atau penanda sederhananya biasanya kalo di TV kita liat lagi rame-rame jakarta  kebanjiran dimana-mana...biasanya menghasilkan PH air yg rendah (meski tidak selalu begitu banget sebenarnya). 

PH air yang rendah yang terus menerus mengguyur kolam... membuat kolam tidak punya kesempatan melakukan proses kimiawi alami mentralisir dirinya menjadi air yang subur...hasilnya membuat PH air kolam anjlok...saat seperti itu kadar oksigen terus menerus mengalami degradasi...PH air berubah menjadi entah terlalu asam atau entah terlalu basa saya tidak tahu istilah dalam ilmu biologinya...heheh... yang jelas PH air tidak ideal. 

bagi petani yang suka ugal-ugalan memaksakan padat tebar tinggi pada saat itu biasanya yang akan paling kena dampak....bagaimana tidak....suhu air hujan dan suhu lingkungan yang pada saat itu cenderung sangat dingin...bertemu dengan kotoran ikan (amoniak)  dalam satu kolam yang penuh ikan....pada saat itu..penguraian atau pengomposan kotoran menjadi nitrat oleh plankton juga tidak maksimal...proses pengomposan amoniak oleh plankton biasanya menghasilkan suhu yang lebih hangat....panas amoniak bertemu dengan air hujan yang dingin ber PH rendah  dan ditambah gerakan ikan yang mengaduk-aduk kotoran yang tak terurai membuat kolam menjadi seperti jus buah alpokat  yang  sedang diblender...coba kita perhatikan warna airnya saat itu...warnanya cenderung pucat..agak hijau tapi lebih dekat coklat pucat....alias dilihat saja kurang seger....karena saya sulit mendiskripsikan warna airnya...xixixixi...

apa yang terjadi pemirsa.....PH air yg rusak akan menghasilkan oksigen yang rendah...oksigen yang sedikit  dalam kolam itu buat rebutan sesama ikan yang berjubel dan juga mahluk2 air lainnya....akibatnya ikan setres...kehabisan oksigen....bahasa manusianya kehabisan napas bin mangap2...mengapung2 dipermukaan dengan tubuh pucat seperti kehilangan lendir....(biasanya sering dikira penyakit)..

Belum lagi yang paling penting pemirsa...ini rumus yang sederhana dan paling penting yang saya simpulkan  sendiri...yang namanya bakteri, virus atau jamur...tidak akan bisa hidup pada air yg subur  dengan suhu, PH dan oksigen ideal ( itu kuncinya)....jika tidak percaya lihatlah sawah2 petani padi kita sekarang.... mudah sekali terserang hama sundep dan wereng atau potong leher...itu karena PH tanah yang sudah hancur akibat sistem intensifikasi pertanian yang diterapkan puluhan tahun lalu sejak  jaman Mbah harto dulu....saat hujan ber PH rendah turun...bukan petani ikan saja... petani  padi juga jungkir balik ngatasi wereng dan sundep...gara2 kurang teliti memahami PH lingkungan baik air maupun tanah...

kembali ke soal ikan heheh...logika sederhana begini..jika saja bakteri, virus atau jamur hidup di standar lingkungan air yang sama dengan ikan....  maka dia bisa datang kapan saja tanpa bisa ditanggulangi dan diprediksi...alias melihara ikan menjadi  tentang soal nasib untung2 an saja ...tanpa bisa dikelola dengan ilmu pengetahuan dan tersistem secara modern agar ikan bisa hidup normal karena faktor ketidakpastiannya tinggi...jika ketidakpastiannya tinggi...maka tentu hanya orang naif yang mau miara ikan hehehe...tapi nyatanya tidak...masih banyak petani ikan yang bisa panen tanpa terserang penyakit...artinya....memlihara ikan bukan soal nasib dan untung2 an...tapi berhubungan dengan science  atau pengetahuan dari multi disiplin ilmu yang harus terus dipelajari secara menyeluruh..ya prilaku ikannya...ya lingkungannya...ya karakter alam termasuk karakter cuaca..karakter hujan di setiap musim dll....bisa dibayangkan...anda harus niteni karakter cuaca dan prilaku ikan  di setiap bulannya...kalo terlalu lama karena butuh satu tahun..maka bertanyalah pada orang tua yang biasanya hapal karakter mongso (jawa) dan petani ikan  senior yang suka jeli dan serius meneliti seluk beluk ikan...kemudian anda simpul-simpulkan sendiri sesuai dengan kontek kondisi di lingkungan anda....biasanya info yang didapat dari orang lain, buku, internet dll  tidak pernah bisa holistik,,,kita harus menyimpulkan data-data infromasi yang sepotong2 itu menjadi hipotesa milik sendiri....

virus, bakteri atau jamur untungnya punya alam dan standar hidup sendiri...itulah kemurahan desain alam oleh Tuhan kita....standar hidupnya penyakit ikan adalah  PH air rendah atau terlalu tinggi...oksigen rendah..amoniak tinggi. dsb... standar alam kehidupan penyakit ikan selalu berkebalikan dengan standar lingkungan ideal yang ikan...jadi kalo ada penyakit..pasti karena lingkungannya tidak ideal...sederhananya begitu...jangan mumet ya....hehehe

jadi jika kita makin pinter memahami..karakter air, karakter ikan...karakter hujan...karakter lingkungan...insya alloh anda akan makin meningkat produksi ikannya.....selamat bereksplorasi.....memahami gurami adalah pekerjaan yang tak bisa berhenti,,,,kita butuh terus belajar...belajar dan belajar.....jangan pernah percaya pada senior yang sombong...biasanya justru ilmunya pas-pasan...karena sudah tak mau lagi belajar..... padahal memahami satu mahluk cipataan tuhan itu suatu kegiatan dinamis dan terus berkembang...lihat saja profesor di universitas harvard misalnya...mereka jadi profesor hanya gara-gara mendedikasikan sepanjang hidupnya hanya untuk meniliti semut hingga akhir hayatnya....kalo baru 10 tahun miara gurami sudah ndak mau lagi belajar....itulah awal  kebodohan dan kebangkrutan.....wallohu a'lam


ngawi 24 Februari...

 

 

Senin, 22 Juli 2013

indukan gurame kami..siap dipijahkan....
kematangan gonad adalah kunci kesuksesan pemijahan

larva yang siap ditebar di kolam penebaran dan pendederan

telor-telor dipelihara dalam bak/ember penetasan

menjaga kualitas air untuk gurami


memelihara ikan berarti juga memahami sifat lingkungannya. habitat utama ikan adalah air. sedang kebutuhan kondisi lingkungan air masing-masing ikan berbeda. memelihara ikan tanpa memahami sifat air dan kebutuhan ikan akan kondisi tertentu air sudah dapat dipastikan tinggal menunggu waktu untuk bangkrut..

pada pengamatan mata, berbeda dengan ikan lele kondisi air yang baik untuk gurami yg baik adalah pada kondisi antara jernih dan agak semu  kemerah-merahan...terlalu jernih menunjukkan air sangat basa dan terlalu merah bahkan sangat cenderung coklat menunjukkan keasaman yang tinggi.
kebasaan air disebabkan karena kadar biotik yang rendah sehingga tidak banyak mahluk biologis yang ada di air itu sehingga untuk didiami ikan gurami terutama benih umur 1-3 bulan masih sangat rawan...cara termudah untuk membuat kebasaan air terlalu rendah adalah dengan pengendapan minimal 3 hari..makin lama pengendapan akan makin bagus...tunggulah air yang kita isi ke kolam hingga terlihat segar yakni tidak terlalu cerah dan air berwarna semu sedikit kemerahan.
keasaman air tinggi adalah kondisi dimana air terlalu asam dan jenuh..hal ini disebabkan karena air sudah terkotaminasi kadar polutan yang sangat tinggi  atau kadar garam yang sangat tinggi pula. air seperti ini rendah oksigen dan sangat ideal untuk tumbuhnya bakteri patogen yg bisa menyerang ikan.

untuk wilayah ngawi dan sekitarnya..kondisi sinar matahari sangat melimpah...fluktuasi cuaca berkisar antaran 22- 32 derajat celcius..namun kondisi umum sangat konstan suhu berkisar antara 27-31 derajat celcius. sangat terik...sehingga jangan mengikuti pola budidaya gurami masyarakat jawa barat yang selalu menganjurkan pencahayaan kolam ikan secara penuh agar ikan cepat besar...pola seperti jika diterapkan di wilayah ngawi maka akan berakibat buruk jika kita tidak mampu mrngatur kestabilan air...cahaya matahari di jawa barat berbeda dengan kondisi di Ngawi dan sekitarnya...dan juga sebagian besar kolam gurami di ngawi bukan air mengalir seperti di jawa barat....air irigasi atau sungai cenderung tersedot untuk kebutuhan sawah...jarang kolam ikan bisa memanfaatkan air sungai...

menguasai teknik-teknik sederhanan menjaga mutu air adalah kunci utama keberhasilan budi daya gurami kolam air tenang...aspek manajemen air meliputi;
1. pengaturan pencahayaan dengan memperhatikan tata letak kolam atau rekayasa penyinaran dengan  memberi penghalang langsung matahari masuk  ke kolam
2. menjaga padat tebar ikan...banyak petani gurami mengalami gagal panen justru saat gurami hampir mencapai masa panen....rahasianya adalah mutu habitata ikan yang sudah hancur...kadar amoniak makin tinggi akibat konsumsi pakan ikan yang makin besar,,proses degradasi kualitas air berlangsung cepat..oksign menurun dan perkembangan alga yg sulit dikontrol...kondisi terakhr ruang gerak ikan makin sempit...ikan mudah bertabrakan atau bergesekan...ditambah matahari yang makin panas atau juga bisa karena fluktuasi cuaca saat musim hujan....akibatnya..buuuuuummmm....ikan setres dan mudah terserang bakteri ataupun jamur........

masih banyak lagi sebenarnya pengetahuan tentang air dan habitat ikan,,,silahkan dipelajari lebih lanjut agar makin handal

wasslama


Ngawi 22 Juli 2013

Senin, 15 Juli 2013

catatan pertama : ternyata memang harus mencintai gurami untuk sukses budidaya

perkenalkan nama saya apri sulistyo asal desa pehnongko kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi Jawa Timur. ini adalah tahun ke empat saya membunuh rasa penasaran untuk bisa membenihkan ikan gurami di tempat kelahiran saya di Kabupaten Ngawi. belum banayak bahkan sedikit sekali orang yang bisa di bidang ini wilayah kami..kondisi geografis dan budaya perikanan yang masih rendah, membuat kita harus full inovasi dan eksperimentasi dalam memulai usaha ini.

berbekal informasi yang saya kumpul-kumpulkan dari bebrbagai sumber, dan juga mimpi meraup laba besar dari ikan ini,  (akibat propaganda dari kawan2 yg tak tau soal ikan), pada 2009 saya memberanikan diri membuat kolam dari semen..dengan desain yg tak diperhitungkan untuk kebutuhan ikan dan membeli induk gurami tanpa pengetahuan yg memadai alias membeli calon indukan dengan serampangan...akhirnya, mimpi yg ada dikepala menemui kenyataan pahit...buntu sudah...belasan juta modal di tahun pertama saya tampak hanya akan sia-sia.....padal uang itu saya dapat ketika saya bekerja di Jakarta selama beberapa tahun...

karena merasa hampir putus asa, akibat induk tak kunjung berhasil bertelur....bahkan banyak  indukan dan calon indukan yang saya beli mati..setelah delapan bulan  saya bergulat dengan rasa stres dan frustasi dan tabungan yang makin menipis serta tekanan dari sekitar saya...akhirnya  saya menyerah...saya memutuskan kembali ke jakarta  pada hari ke 10 setelah lebaran tahun 2009..meski begitu, saya masih menyimpan dendam untuk bisa memijahkan ikan gurami dengan sistim baterai (alasan kurang lahan) di hati saya. sisa ikan saya titipkan pada ibu dan paman saya untuk tetap di beri makan secara layak..karena paman dan ibu juga tak begitu paham ikan, masih banyak juga ikan yang mati sejak saya tinggal ke jakarta bekerja pada salah satu Lembaga Internasional berkedudukan di Inggris.......

tahun 2010, sisa indukan yang masih ada berusaha dipijahkan oleh paman saya dengan ilmu yang tak memadai, hasilnya tetap saja..setiap saya memantau lewat telpon, selalu kabar buruk yang saya dapat..entah indukan mati, telur ngampar di luar sarang...kolam retak, mesin sanyo mati dll....

tahun 2011, hasilnya masih sama dengan sebelumnya, namun kali ini, informasi yang saya dapat soal gurami makin bertambah...hampir seluruh blog dan website saya kunjungi...namun masih saja...tak ada tanda-tanda akan berhasil memijahkan gurami...setiap kali saya pulang dari Jakarta..saya selalu mengunjungi para peternak gurami di Ngawi untuk mendapatkan informasi baru soal ikan ini.....

Tahun 2012,  sembilan bulan  sebelum saya menikah..saya mendatangkan indukan dari purwokerto semjulah 30 ekor dengan 25 betina dan 5 jantan...hasilnya sungguh di luar dugaan...selain induk berkelahi hingga mati...ternyata perubahan pola habitat ikan banyak berpengaruh pada prilaku si ikan...hanya 13 ekor yg masih selamat dari 30 indukan yg saya beli......tak sampai di situ saya kemudian memtuskan untuk membeli telur dari purwokerto..namun apa yg terjadi...begitu hari keempat 30 ribu telur mati semua.....karena masih penasaran,,,saya memutuskan mencoba membeli 15 ribu telur lagi...dan hasilnya sama...ludess...berapa juta tabungan saya lenyap sudah...si pedagang  telur gurami dan indukan yang datang langsung dari purwokerto ke rumah sampai geleng2 kepala meliat kondisi ini....namun  sisi baiknya, dia tetap menyemangati aku untuk tidak menyerah..sampai disini pengetahuan saya soal gurami dari kegagalan sy alami makin bertambah...paman saya karena sudah tak enak hati akhirnya menyerah dan menyatakn tak mau lagi ngurusi ikan saya...saya sungguh pusing...sementara saya di jakarta,siapa yg akan merwat ikan saya...

Tahun 2012 akhir, akhirnya kakak ipar saya bersedia yang menggantikan posisi paman saya...saya harus mulai ngajari dari awal lagi..bahkan dengan membayar seorang yg katanya bisa membenihkan ikan gurami untuk mengajari kakak ipar saya ...namun hasilnya tetap saja...rugi dan frustasi...

pada tahun 2013...akhirnya ada hal baik yg saya dapatkan...saya secara kebetulan pindah kerja ke cepu di terima  pada perusahaan berkantor pusat di bali dan sedang kerja sama dengan exxon mobile...selain saya makin dekat dengan istri...kesempatan ini saya gunakan untuk menjajal kembali semua informasi tentang ikan gurami..dan 60 indukan sisa ikan yg saya miliki (dari 200 lebih induk dan calon induk sebelumnya) saya pijahkan...lagi pula induk saya sekarang sudah makin matang..dan berumur 5 tahunan..bulan pertama dari beberapa pemijahan menemui kegagalan...induk tidak memijah dan telur ngampar di luar sarang adalah kasus yg sering terjadi...namun tingkat kematian sudah tidak ada lagi karena perlakuan terhadap ikan makin baik...

akhirnya memasuki  bulan ketiga ini...satu persatu sudah menampakkan hasil meski belum maksimal...namun ikan sudah mulai normal bertelur meski kadang jumlahnya sedikit kadang banyak...alhamdulillah..perjalanan ini masih panjang...meski sekarng sudah makin ringan...belajar dan belajar adalah kunci dari budidaya gurami..terus belajar dan menggali informasi tanpa henti membuat kita semakin ahli...saat kita berhenti belajar maka saat itu juga kehebatan kita berhenti...empat hari lalu indukan bertelur sekitar 3000 an..dan di kolam benih satunya sudah ada ikan ukuran jempol dari telur yang diangkat bulan lalu...

memang benar...jika di kepala kita masih hanya berputar soal hasil dan uang yang akan terima dari keuntungan budidaya gurami...tanpa rasa lapar akan belajar..maka saya pastikan kita hanya akan bertahan dua atau tiga tahun saja di bisnis ini...tak ada usaha keras yang tak berhasil..kata almarhum bapak saya dulu...heheh

wassalam,

Ngawi 15 Mei 2013