gurami lele ngawi madiun magetan sragen

pembenih gurami dan lele desa pehnongko, Kec Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur 081230318203

Selasa, 11 Maret 2014

Gurami: Kolam yang Baik Kaya Oksigen

Seringkali kita mendengar...gurami tidak butuh banyak oksigen karena punya labirin kayak ikan lele...
hmmmm...informasi itu ada benarnya tapi tidak sepenuhnya benar.....dari hasil pengalaman pribadi saya...akhirnya saya berkesimpulan...makin melimpah oksigen makin bagus kolam..makin kecil risiko kegagalan....

Gurame memang punya labirin yang bisa digunakan untuk bernafas dalam air yang dia ambil dr udara....tapi harus juga disadari..habitat utama gurami adalah air...air yang subur selalu ditandai dengan oksigen yang melimpah...kadar oksigen yang tinggi akan membuat ikan nyaman di kolam...hasil eksresi amoniak (sok ilmiah dikit)  tidak berbahaya manakala kadar oksigen dan PH air tidak menurun drastis..

menurut artikel yang saya baca dari penelitian anak2 IPB..perbandingan volume air, oksigen dan jumlah kepadatan ikan  dalam kolam mempengaruhi laju pertumbuhan ikan dan daya tahan ikan dari serangan penyakit. maksudnya begini...untuk meningkatkan laju pertumbuhannya,  ikan membutuhkan oksigen yang cukup...kadar oksigen rendah membuat ikan lambat perkembangan karena protein yang seharusnya untuk perkembangan dikonversi menjadi energi untuk bertahan dari stress lingkungan. akibatnya ikan melambat pertumbuhannya...

DO (disolved oxygen) atau bahasa sederhananya oksigen, sangat dibutuhkan ikan untuk nyaman dalam air dan juga oksigen tinggi akan mampu mentralisasi amoniak menjadi nitrat (baik) dan memperlambat menjadi nitrit dan karbon yang bisa menurunkan kualitas kolam (NH3/ alias buruk untuk kolam)....silahkan mumeet ya dengan penjelasan njlimet ini...hehehe

kolam dengan DO tinggi...akan membantu ikan mempermudah mengkonversi pakan menjadi daging dan juga memperpendek masa panen..ikan cepat besar..belum lagi kalo kita punya kemampuan fermentasi pelet dengan probiotik agar jadi serat sederhana bagi pencernaan ikan...hasilnya tentu makin yahuuudd....

rasio padat tebar tinggi MUNGKIN baik untuk skala peningkatan produksi saat panen...tapi itu BELUM TENTU hasil akhirnya berbanding lurus dengan keuntungan saat panen...sebagai contoh : kolam dengan padat tebar katakanlah 5-8 ekor permeter persegi dengan luas kolam 150 meter hasil akhirnya belum tentu kalah dalam hal bobot dengan jika kita tebar 10-15 + meter persegi. belum lagi risiko gagal pada padat tebar tinggi. waktu panen lebih lama dibanding dengan kolam dengan padat tebar proporsi rendah...silahkan buktikan sendiri...hehehehe....

makin tinggi padat tebar...makin kecil rasio perbandingan jumlah volume air dengan ikan...oksigen yang berhasil diikat oleh air dari udara dan juga bantuan dari fotosintesis plankton yang menghasilkan oksigen juga sedikit alias tidak mencukupi...makin sering ikan rebutan oksigen karena suplay oksigen rendah...belum lagi amoniak hasil pembakaran metabolisme ikan bercampur di air yang penuh riuh berjubel ikan....BUUUUUMMM....kolam mudah hancur, PH ngedrop, oksigen minggattt...virus, bakteri jamur paling suka hidup dilingkungan air kolam yang rusak kayak gini...petani gigit jari......padahal biasanya hal seperti ini sering terjadi justru saat mendekati masa panen karena ikan makin besar..kotoran sisa pakan makin banyak...kotoran dari ikan alias Tai ikan makin banyak pula.......

belum lagi kalo hujan dengan debit air tinggi  terus mengguyur kolam....kolam yang seperti di atas mudah sekali anjlok drastik PH dan oksigennya....nah...kadang petani bilang ikannya setress dan terserang penyakit....padahal sejatinya manajemen kolamnya tidak dikelola dengan lebih bijaksana..tanpa mempertimbangkan agar ikan nyaman dan tentram hidup di kolam...terang aja...ikannya demooo...nggak mau dipanen...ikan pada bunuh diri...hehehehehe

bagi saya, mending nambah modal kolam dengan memperluas dan memperdalam kolam agar volume air dan kandungan oksigen melimpah atau jika lahan mentok beli blower 180 watt harga 900 ribu dengan risiko gagal lebih kecil daripada menambah padat tebar dengan menggantungkan nasib pada untung2 an dan ketidakpastian. makin tinggi padat tebar makin kecil FCR atau rasio koversi pakan jadi daging..jadi, pada padat tebar tinggi diatas 10 ekor per meter persegi untuk membuat ikan menjadi berbobot 5 ons pelet yang dikasih ke ikan lebih banyak dibanding dengan ikan pada padat tebar 8 ekor ke bawah..

kuncinya adalah merawat air agar kaya oksigen...jika padat tebar memang maksa tinggi, silahkan gunakan oksigenasi dengan bantuan blower cara ini sudah diaplikasikan oleh beberapa petani gurami dan hasilnya bagus....rawatlah air kolam, maka air akan merawat ikan anda...selamat bereksplorasiii...


ngawi 12 maret 2014


Senin, 24 Februari 2014

Gurami : Mewaspadai PH Air Hujan

sebagai org yg bergelut di bidang perikanan gurami, suatu ketika saat musim penghujan,  kita pasti pernah mendapati  ikan  yang sebelumnya baik-baik saja...mendadak mati bergelimpangan satu persatu...ada apakah gerangan? 

Ada temen bilang jika hujan kadang membawa bakteri dan penyakit...ada juga yang bilang karena matahari jarang keluar ..suhu menjadi dingin dan membawa penyakit dll....belum lagi kalo browsing internet..kadang malah bikin overload  informasi karena datanya berbenturan satu sama lain.

Dari semua saran dan data yang masuk...saya rasanya kok belum puas dengan keterangan itu...
usut punya usut...akhirnya saya berkesimpulan (boleh tidak percaya) jika ternyata pembentukan awan pada setiap musim hujan berbeda beda. hasilnya PH yang dihasilkan pun ternyata berbeda. (ini hanya asumsi saya loh...heheh)

jika kita perhatikan, hujan yang terus menerus-menerus bahkan sampai matahari jarang bisa keluar sarang..atau kadang hingga mingguan intensitas dan jangka waktunya.... atau penanda sederhananya biasanya kalo di TV kita liat lagi rame-rame jakarta  kebanjiran dimana-mana...biasanya menghasilkan PH air yg rendah (meski tidak selalu begitu banget sebenarnya). 

PH air yang rendah yang terus menerus mengguyur kolam... membuat kolam tidak punya kesempatan melakukan proses kimiawi alami mentralisir dirinya menjadi air yang subur...hasilnya membuat PH air kolam anjlok...saat seperti itu kadar oksigen terus menerus mengalami degradasi...PH air berubah menjadi entah terlalu asam atau entah terlalu basa saya tidak tahu istilah dalam ilmu biologinya...heheh... yang jelas PH air tidak ideal. 

bagi petani yang suka ugal-ugalan memaksakan padat tebar tinggi pada saat itu biasanya yang akan paling kena dampak....bagaimana tidak....suhu air hujan dan suhu lingkungan yang pada saat itu cenderung sangat dingin...bertemu dengan kotoran ikan (amoniak)  dalam satu kolam yang penuh ikan....pada saat itu..penguraian atau pengomposan kotoran menjadi nitrat oleh plankton juga tidak maksimal...proses pengomposan amoniak oleh plankton biasanya menghasilkan suhu yang lebih hangat....panas amoniak bertemu dengan air hujan yang dingin ber PH rendah  dan ditambah gerakan ikan yang mengaduk-aduk kotoran yang tak terurai membuat kolam menjadi seperti jus buah alpokat  yang  sedang diblender...coba kita perhatikan warna airnya saat itu...warnanya cenderung pucat..agak hijau tapi lebih dekat coklat pucat....alias dilihat saja kurang seger....karena saya sulit mendiskripsikan warna airnya...xixixixi...

apa yang terjadi pemirsa.....PH air yg rusak akan menghasilkan oksigen yang rendah...oksigen yang sedikit  dalam kolam itu buat rebutan sesama ikan yang berjubel dan juga mahluk2 air lainnya....akibatnya ikan setres...kehabisan oksigen....bahasa manusianya kehabisan napas bin mangap2...mengapung2 dipermukaan dengan tubuh pucat seperti kehilangan lendir....(biasanya sering dikira penyakit)..

Belum lagi yang paling penting pemirsa...ini rumus yang sederhana dan paling penting yang saya simpulkan  sendiri...yang namanya bakteri, virus atau jamur...tidak akan bisa hidup pada air yg subur  dengan suhu, PH dan oksigen ideal ( itu kuncinya)....jika tidak percaya lihatlah sawah2 petani padi kita sekarang.... mudah sekali terserang hama sundep dan wereng atau potong leher...itu karena PH tanah yang sudah hancur akibat sistem intensifikasi pertanian yang diterapkan puluhan tahun lalu sejak  jaman Mbah harto dulu....saat hujan ber PH rendah turun...bukan petani ikan saja... petani  padi juga jungkir balik ngatasi wereng dan sundep...gara2 kurang teliti memahami PH lingkungan baik air maupun tanah...

kembali ke soal ikan heheh...logika sederhana begini..jika saja bakteri, virus atau jamur hidup di standar lingkungan air yang sama dengan ikan....  maka dia bisa datang kapan saja tanpa bisa ditanggulangi dan diprediksi...alias melihara ikan menjadi  tentang soal nasib untung2 an saja ...tanpa bisa dikelola dengan ilmu pengetahuan dan tersistem secara modern agar ikan bisa hidup normal karena faktor ketidakpastiannya tinggi...jika ketidakpastiannya tinggi...maka tentu hanya orang naif yang mau miara ikan hehehe...tapi nyatanya tidak...masih banyak petani ikan yang bisa panen tanpa terserang penyakit...artinya....memlihara ikan bukan soal nasib dan untung2 an...tapi berhubungan dengan science  atau pengetahuan dari multi disiplin ilmu yang harus terus dipelajari secara menyeluruh..ya prilaku ikannya...ya lingkungannya...ya karakter alam termasuk karakter cuaca..karakter hujan di setiap musim dll....bisa dibayangkan...anda harus niteni karakter cuaca dan prilaku ikan  di setiap bulannya...kalo terlalu lama karena butuh satu tahun..maka bertanyalah pada orang tua yang biasanya hapal karakter mongso (jawa) dan petani ikan  senior yang suka jeli dan serius meneliti seluk beluk ikan...kemudian anda simpul-simpulkan sendiri sesuai dengan kontek kondisi di lingkungan anda....biasanya info yang didapat dari orang lain, buku, internet dll  tidak pernah bisa holistik,,,kita harus menyimpulkan data-data infromasi yang sepotong2 itu menjadi hipotesa milik sendiri....

virus, bakteri atau jamur untungnya punya alam dan standar hidup sendiri...itulah kemurahan desain alam oleh Tuhan kita....standar hidupnya penyakit ikan adalah  PH air rendah atau terlalu tinggi...oksigen rendah..amoniak tinggi. dsb... standar alam kehidupan penyakit ikan selalu berkebalikan dengan standar lingkungan ideal yang ikan...jadi kalo ada penyakit..pasti karena lingkungannya tidak ideal...sederhananya begitu...jangan mumet ya....hehehe

jadi jika kita makin pinter memahami..karakter air, karakter ikan...karakter hujan...karakter lingkungan...insya alloh anda akan makin meningkat produksi ikannya.....selamat bereksplorasi.....memahami gurami adalah pekerjaan yang tak bisa berhenti,,,,kita butuh terus belajar...belajar dan belajar.....jangan pernah percaya pada senior yang sombong...biasanya justru ilmunya pas-pasan...karena sudah tak mau lagi belajar..... padahal memahami satu mahluk cipataan tuhan itu suatu kegiatan dinamis dan terus berkembang...lihat saja profesor di universitas harvard misalnya...mereka jadi profesor hanya gara-gara mendedikasikan sepanjang hidupnya hanya untuk meniliti semut hingga akhir hayatnya....kalo baru 10 tahun miara gurami sudah ndak mau lagi belajar....itulah awal  kebodohan dan kebangkrutan.....wallohu a'lam


ngawi 24 Februari...